Ini Fakta Polisi Lepaskan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan. Simak Penjelasan Sekjen PSSI

- 2 Oktober 2022, 19:58 WIB
Aparat kepolisian melepaskan gas air mata ke kedua pihak yang ricuh di stadion Kanjuruhan Malang
Aparat kepolisian melepaskan gas air mata ke kedua pihak yang ricuh di stadion Kanjuruhan Malang /AS Rabasa /

MEDIA KUPANG - Kericuhan dan peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan jiwa di Stadion Kanjuruhan menjadi heboh di tanah air.

Peristiwa tersebut terjadi kala pertemuan dua tim Jawa Timur, Persebaya Surabaya vs Arema Malang dalam lanjutan liga 1 bola kaki Indonesia. 

Perkelahian dan kerumunan massa, membuat aparat kepolisian yang menjaga di lokasi stadion harus menggunakan gas air mata untuk menimalisir kekacauan. 

Baca Juga: Polres Manggarai Timur Dianggap Tak Serius Tangani Kasus Korupsi Dana Desa

Akan tetapi, siapa sangka jika gas air mata yang dilepaskan pihak kepolisian malah menjadi petaka dan membuat ratusan jiwa harus kehilangan nyawa.

Sekjen PSSI Yunus Nusi menjawab soal penggunaan gas air mata dan pembatalan memajukan pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Ia mengakui bahwa ada permohonan memajukan pertandingan. Namun, khusus untuk penggunaan gas air mataPSSImeminta waktu untuk menunggu hasil investigasi yang dilakukan tim.

Pada konferensi pers di Jakarta, Minggu 2 Oktober 2022, Yunus mengakui bahwa aparat kepolisian memang meminta waktu pertandingan Arema melawan Persebaya dimajukan.

Baca Juga: Liga 1 Sepak Bola Indonesia Dihentikan Sementara, Ini Himbauan Presiden Joko Widodo

Namun, aparat dan panitia akhirnya sepakat untuk tetap menggelar pertandingan malam hari.

"Benar bahwa dari pihak kepolisian juga menyampaikan hal itu, tetapi atas diskusi yang dilakukan oleh pihak panpel dan pihak keamanan, maka terjadi kesepahamannya untuk tetap dilaksanakan malam hari," kata Yunus di Jakarta, Minggu.

Sementara itu, terkait penggunaan gas air mata, Yunus menyebut bahwa tindakan penembakan gas air mata diambil aparat. Ia yakin aparat mengambil sikap sebagai upaya antisipasi.

"Sangat begitu cepat kejadian yang berada pada tragedi tersebut sehingga tentu juga pihak keamanan mengambil langkah-langkah yang tentu dari pihak keamanan sendiri telah dipikirkan dan dikaji dengan baik karena memang kita lihat bersama pasca 45 kali 2, pasca pertandingan tersebut, dari suporter banyak yang turun ke lapangan dan tentu pihak keamanan mengambil langkah-langkah antisipatif," kata Yunus.

Baca Juga: Cek Harga BBM Terbaru di SPBU Seluruh Indonesia, Serentak dan Sama Per 1 Oktober 2022

Meskipun disebut mengambil langkah antisipatif, Yunus enggan berbicara bahwa ada kelalaian aparat dalam kasus Kanjuruhan.

Ia menyerahkan semua kepada tim investigasi antara lain tim investigasi kepolisian, PSSI dan pihak lain dalam menelusuri kebenaran kasus Kanjuruhan. Ia menuturkan bahwa Ketua Umum PSSI M. Iriawan bersama pihak PT Liga Indonesia Baru, Komite Disiplin dan Komite Banding sudah berangkat ke Malang untuk melakukan investigasi.

"Kita tunggu saja nanti di sore atau malam hari sesaat sementara akan disampaikan oleh ketua umum dan tim yang sudah ada di Malang, mudah-mudahan sesegera ini juga kita mendapat informasinya tentang apa, bagaimana dan seperti apa yang terjadi di Malang tadi malam," kata Yunus.

Baca Juga: Kapolres Sikka : Meneriakkan Sambo Bukan Tindakan Kriminal

Yunus juga mengingatkan bahwa kejadian Kanjuruhan bukan lah perkelahian suporter atau kerusuhan saling memukul. Ia menegaskan bahwa kejadian Kanjuruhan terjadi karena kerumunan masyarakat yang berdesakan meninggalkan stadion.

"Sekali lagi bahwa tragedi Kanjuruhan bukan perkelahian antar suporter, bukan pertentangan dan rivalitas antar masyarakat, antar suporter atau antar penonton. ini kejadian yang berdesak-desakan keluar dari sebuah pintu yang didalamnya puluhan ribu penonton yang berkeinginan untuk keluar sehingga terjadi tragedi tersebut," kata Yunus.

Pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah. Emosi tersebut menjadi tidak terkontrol hingga akhirnya menelan korban jiwa.

Dalam keterangan yang dirilis Polda Jawa Timur per 09.43 WIB, ada 129 orang meninggal, 2 diantaranya anggota Polri dan 34 penonton meninggal di Stadion, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses upaya pertolongan. Sementara itu, sekitar 13 mobil rusak dalam kejadian tersebut, 10 di antaranya mobil dinas milik Polri, mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi.

Baca Juga: Ini Beberapa Penganiayaan yang Dialami Artis Lesti Kejora

Presiden Jokowi sudah mengambil sikap atas kejadian yang menewaskan ratusan jiwa tersebut. Ia memerintahkan ada pemberian pengobatan kepada para korban. Jokowi juga menginstruksikan penghentian Liga 1 serta pengusutan atas kerusuhan tersebut.

"Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata Jokowi dalam keterangan, Minggu 2 Oktober 2022.***

Editor: AS Rabasa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x