"Konsorsium ini sebagai respons BMKG terhadap kecenderungan aktivitas gempa bumi yang terus meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir dan adanya fakta bahwa mekanisme pembangkit tsunami semakin kompleks," tuturnya.
Dwikorta mengatakan bahwa pembentukan KGTI ini ditujukan untuk menguatkan dan meningkatkan kemandirian masyarakat Indonesia dalam menghadapi gempa hingga meminimalisir korban.
Baca Juga: Inilah Delapan Artis Yang Selingkuh dan Cerai Dengan Pasangannya
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorta juga menjelaskan bahwa pembentukan KGTI ini juga melibatkan sejumlah perguruan tinggi, diantaranya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Tak hanya itu, ada pula pakar kebumian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang turut andil dalam pembentukan KGTI.
"Pelibatan ahli, pakar, dan peneliti dari berbagai institusi dan perguruan tinggi tentunya akan semakin memperkuat BMKG, terutama terkait data dan informasi yang dihasilkan," katanya.***