Mengaku Sebagai Anak Emas Bupati, Sekretaris Dinas di Manggarai Timur Peras Warga

15 Februari 2023, 13:25 WIB
Ilustrasi ancaman dipecat /AS Rabasa

MEDIA KUPANG - Sedang heboh di sosial media dan publik Manggarai Timur tentang Sekretaris Dinas Peternakan yang diduga mengancam dan memeras seorang guru berstatus PPPK (P3K).

Ancaman yang mengarah pada pemerasan terhadap korban tersebut dilakukan ketika hendak menyelesaikan persoalan di antara mereka.

Seolah ingin menakut-nakuti korban, Sekretaris Dinas Peternakan itu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tentang anak emas Bupati dan bisa dibekukan SK P3K jika ia sampaikan kepada Bupati.

Baca Juga: Adik Kandung Menkominfo Johnny G Plate Diperiksa untuk Kedua Kalinya

Dilansir dari lintasflores.com, Sekretaris Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Manggarai Timur Giovani H. Jampu mengancam IRR bersama isterinya warga asal Kigit, Kelurahan Lempang Paji, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Selasa, 14 Februari 2023.

Ancaman tersebut dilakukan karena perselisihan hasil kerja sama sewa pakai satu unit kendaraan hibah DAK milik Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Timur tahun 2013 silam.

Tak terima diancam IRR dan istrinya NS mendatangi Dinas Perhubungan Manggarai Timur Selasa, 14 Februari 2023 untuk mendapatkan informasi terkait mekanisme pengelolaan kendaraan tersebut.

Baca Juga: Menkominfo Johnny G Plate Diperiksa Kejaksaan Agung, Ini yang Ditanyakan

“Kami mendatangi kantor dinas perhubungan untuk mendapatkan informasi tentang mekanisme penggunaan kendaraan tersebut.

Selain itu, dia juga menanyakan perihal bantuan mobil Dump Truck yang janjikan oleh sekretaris Dinas Peternakan Manggarai Timur Giovani Jampu.

”Kami ingin mendapat informasi pasti, apakah PNS atau ASN juga boleh mengelola mobil bantuan tersebut. Karena, PNS aktif eselon III yang mengikat perjanjian sewa pakai mobil DAK tersebut. Dalam sebuah isi perjanjian sewa pakai mobil, kami sebagai pihak pertama, dan mereka sebagai pihak kedua. Namun saat ini kedua belah pihak sedang bermasalah. Kami juga sudah mendatangi Kantor Dinas Perhubungan matim , namun tak mendapatkan informasi pasti lantaran, pejabat berwenang tidak berada di tempat”, ungkap korban.

Baca Juga: Simak Lima Nota Kesepahaman Indonesia dengan Timor Leste, Pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri RDTL

Kronologis

pada desember tahun 2019, kami ditawari oleh pak vani (Giovani Jampu,Red) untuk menyewa satu unit kendaraan jenis Colt milik kelompok Masyarakat Putri Sita yang terparkir dirumahnya dalam keadaan rusak parah. Selanjutnya kami sekeluarga mengecek keadaan kendaraan dan sepakat untuk diperbaiki dan total perbaikan mencapai Rp. 20.000.000 (Dua puluh juta rupiah).

pada tanggal 12 Januari 2020 dirinya diberikan surat dengan meterai 3000 sebanyak dua lembar oleh Giovani Jampu untuk tandatangan sebagai surat perjanjian dan saya langsung tanda tangan dan tidak mengantongi salinan surat tersebut.

Selanjutnya Saat dalam perjalanan ke elar mobil kembali rusak. Dan total pengeluaran kami untuk memperbaiki mobil tersebut lebih dari Rp.84.000.000 (delapan puluh empat juta rupiah) Selama dua tahun.

Baca Juga: Surat Terbuka dan Peneguhan dari Goenawan Mohamad kepada Bharada E

Sesuai kesepakatan, kami membayar sewa pakai mobil senilai Rp. 55.000.000 (lima puluh lima juta rupiah) dan dibayar langsung tunai saat dia ke Elar.

pada 12 januari tahun 2022, IRR tidak melanjutkan sewa mobil tersebut dan mengembalikannya kepada Giovani Jampu dengan membawa satu botol tuak bir, satu bungkus rokok dan uang tunai Rp. 10.000.000 Sebagai ucapan terimakasih. Akan tetapi, yang diterima hanya tuak Bir dan rokok. Sementara uangnya tidak diterima dengan alasan istrinya sedang berada di Labuan Bajo dan berpesan agar mengantar Kembali uangnya setelah istrinya pulang.

Dia menambahkan, bahwa sebenarnya mereka mampu memberi yang itu, tetapi selalu ditolak oleh Giovani Jampu.

Baca Juga: Hotman Paris : Hukuman Mati Ferdy Sambo Bisa Diringankan Melihat Pasal dalam KUHP yang Baru

"Kami hampir setiap hari ke rumahnya untuk memberi uang tersebut, selalu ditolak. Tiga bulan setelah kami berada di Elar, kami mendapat informasi jika Pak Vani datang untuk mengembalikan tuak bir dan rokok. Dan berpesan kalau uang sewa masih tunggak 54 juta rupiah", urai mereka.

Geovani Jampu melapor IRR dan NS ke Pospol Congkar

Pada pertengahan tahun 2022, Giovani Jampu mengadukan IRR dan istrinya NS ke Pos Polisi (Pospol) Congkar.

Kapos pol congkar Saat itu terang IRR, meminta agar menghadap untuk mediasi secara kekeluargaan.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dihukum Mati Pada Kasus Pembunuhan Brigadir J

“Kami pernah mediasi di Pospol Congkar, dan dia meminta agar membayar sisa sewa pakai mobil itu senilai Rp. 54.000.000.

Dengan keadaan terpaksa agar persoalan segera selesai, saya menawarkan Rp.20.000.000 namun di tolak dengan nada bentak dan mediasi pun gagal, tutur NS.

Pada bulan Juni 2022, NS dipanggil oleh penyidik Polres Manggarai Timur untuk klarifikasi laporan Giovani Jampu.

Baca Juga: Manggarai Timur Meraih Piagam Penghargaan Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Tahun 2022

Saat mediasi di Polres pak Vani tetap ngotot harus membayar senilai Rp.45.000.000. Dan mediasi pun kembali gagal.

Selanjutnya saya di BAP oleh penyidik Polres matim dan saat itu pun baru mengetahui isi perjanjian itu.

Dalam surat perjanjian, ada delapan poin dan ada dua poin yang yang telah saya penuhi. Dan hingga kini mobil telah dikembalikan dalam keadaan normal dan siap pakai.

Baca Juga: Ketua DWP Belu, Banyak Manfaat Kita Berorganisasi

Ancam Cabut SK P3K dan Dijanjikan Mobil Dump Truck.

Giovani mengaku sebagai anak emas bupati manggarai timur, Andreas Agas mengancam NS akan segera mencabut SK P3K apabila membongkar perselisihan ini dengan siapapun apalagi dengan media.

Dia menambahkan saat itu, Giovani yang telah mengaku sebagai anak emas Bupati bisa melakukan kebijakan apa pun di Manggarai Timur termasuk mencabut SK P3K milik NS.

“Dia ancam saya kalau dia bisa cabut SK P3K saya, kebetulan saya baru lulus P3K 2021 kemarin. Saya takut, dan tidak menceritakan masalah ini kepada siapa pun. Dia bilang saya ini anak emasnya Bapak Bupati Manggarai Timur, saya hari ini bisa cabut kau punya SK P3K itu. Karena itu kau harus segera bayar 54 juta,” ujar NS, meniru Giovani.

Baca Juga: Pilkada Manggarai Timur, Ini Beberapa Nama yang Digadang-gadang Maju Pilkada 2024

Tak hanya itu, kata NS, Giovani juga menjanjikan akan memberikan bantuan mobil jenis Dump Truk asal Bersedia membayar uang senilai Rp. 20.000.000

Bahkan Giovani saat itu, mengaku, jika uang itu akan digunakan untuk membantu pejabat di Dinas Perhubungan Manggarai Timur yang sedang bermasalah dengan kasus korupsi terminal Kembur.

“Kamu setor Rp 20.000.000, nanti tahun depan kamu dapat bantuan mobil jenis dump trek. Uang itu juga untuk diserahkan pejabat di Dinas Perhubungan sebagai ucapan terima kasih kita karena telah mendapat mobil dan mereka sedang bermasalah dengan kasus korupsi terminal Kembur, jadi kita harus bantu.

Baca Juga: Siswi SMA Bugil di Dalam Mobil Dinas DPRD Jambi Akhirnya Buka Suara, Ternyata Begini Kisahnya

Saat itu, saya bantu 10 juta rupiah,dan meminta ke dia (Giovani Jampu, red) untuk bertemu dengan pejabat Dinas Perhubungan itu, untuk menyampaikan permohonan maaf kalau saya hanya bisa bantu 10 juta rupiah. Tapi dia melarang saya dan suami, tidak boleh,” tutur NS.

Atas kejadian ini kami sekeluarga dirugikan karena telah dimanfaatkan Giovani dan kami juga mendesak agar melakukan pemulihan nama baik keluarga.

Tanggapan Giovani Jampu, Sekertaris Dinas peternakan kabupaten Manggarai Timur.

Menanggapi hal itu, Giovani Jampu membantah semua perkataan IRR dan NS.

Saat dikonfirmasi, Giovani Jampu menyampaikan dirinya bersama IRR dan NS merupakan keluarga dekat dan mengelak jika semua yang disampaikan NS itu tidak benar.

Baca Juga: Wakil Bupati Manggarai Timur Tutup Kegiatan Pelatihan Kerja

“Oleh, ase. Kami ini amang dan to’a tidak mungkin saya melakukan hal itu. Saya minta untuk selesaikan secara kekeluargaan kemarin. Tapi mereka tidak mau, saya mengadu ke Polres itu, supaya mediasi kami aman. Saya takut terjadi hal yang tidak diinginkan saat mediasi secara kekeluargaan, makanya saya minta polisi yang selesaikan. Dan saya tidak pernah menjanjikan mobil dan menjual pejabat Dinas Perhubungan seperti yang mereka sampaikan. Karena kami keluarga, tidak mungkin saya melakukan itu,” tutur Giovani.***

Editor: AS Rabasa

Sumber: Lintas Flores.com

Tags

Terkini

Terpopuler