15 Kali Meletus, Warga Lembata di Sekitar Kawasan Zona Merah Gunung Ile Lewotolok Waspadai Guguran Material

- 2 Juli 2022, 16:14 WIB
Ilustrasi. Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur erupsi hingga mengeluarkan 15 kali letusan terhitung pukul 00.00 WITA hingga 6.00 WITA.
Ilustrasi. Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur erupsi hingga mengeluarkan 15 kali letusan terhitung pukul 00.00 WITA hingga 6.00 WITA. /Pixabay/Pexels

MEDIA KUPANG  - Warga tiga desa yang berada di kawasan zona merah Gunung Ile Lewotolok, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), diimbau untuk mewaspadai guguran material erupsi.

Ketiga desa tersebut masing-masing Desa Jontona, Lamawolo dan Desa Lamatokan.

Imbaun untuk mewaspadai guguran material erupsi itu disebabkan aktivitas dari gunung api yang terpantau terus mengalami peningkatan pada Sabtu 2 Juli 2022 pagi.

Baca Juga: Gunung Api Ile Lewotolok  Meletus Warga Lembata Diminta Waspada Potensi Guguran Lava Pijar

Baca Juga: Erupsi Gunung Ile Lewotolok Banyak Material Menumpuk di Mulut Kawah, Warga Lembata Diimbau Waspadai Longsor

Gunung Api Ile Lewotolok, tercatat mengalami 15 kali letusan sejak Sabtu 2 Juli 2022 dini hari pukul 00.00 WITA sampai 06.00 WITA.

Letusan akibat erupsi gunung yang tercatat mencapai 15 kali dan menimbulkan getaran di beberapa desa yang berada di sekitar lokasi gunung tersebut.

Dilansir mediakupang.pikiran-rakyat.com dari ATARA, Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok bagian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur mengimbau tiga desa yang berada di kaki gunung tersebut untuk mewaspadai potensi guguran material di saat intensitas erupsi dari gunung itu yang semakin tinggi.

"Daerah yang perlu diwaspadai adalah tiga desa karena masuk dalam kawasan zona merah, yaitu Jontona, Lamawolo dan Lamatokan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi di Lewoleba, Lembata, dari Kupang, Sabtu.

Baca Juga: Warga Lembata Waspada Luapan Material Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok

Baca Juga: Aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok Lembata Meningkat, Ketinggian Erupsi Capai 800 Meter Disertai Asap Kelabu

Terakhir, kata dia, sejak Sabtu dini hari pukul 00.00 WITA sampai 06.00 WITA jumlah letusan akibat erupsi gunung tersebut mencapai 15 kali letusan dan letusannya menimbulkan getaran di beberapa desa.

Oleh karena itu, katanya, apabila ada anomali yang membahayakan maka warga juga siap untuk diungsikan atas perintah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data kegempaan selama enam jam terakhir sistem magma mulai kembali terbuka, setelah sempat tertutup sementara 24 jam terakhir.

Data seismik enam jam terakhir berupa 43 kali gempa hembusan dan jenis gempa lainnya sehingga aktivitas siang ini cenderung landai ketimbang 24 jam terakhir.

"Akan tetapi kita terus pantau setiap pergerakan magmanya, dan jangan lupa tetap waspada dalam status siaga ini," tambah dia.

Baca Juga: Gunung Ile Lewotolok Pulau Lembata ‘Mengamuk’ Lagi, Tinggi Letusan Mencapai 700 Meter

Baca Juga: Waduh! Terjadi 167 Kali Letusan dan 381 Kali Gempa Hembusan di Puncak Gunung Ili Lewotolok Lembata

Hingga saat ini aktivitas gunung api yang sempat meletus pada November 2020 itu sangat tinggi, di mana level III atau siaga masih berlaku hingga saat ini, karena itu mereka mengeluarkan sejumlah rekomendasi agar warga sekitar waspada.

Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan seperti berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh maka pada tanggal 14 Juni 2022 tingkat aktivitas Gunung api Ile Lewotolok masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi baru yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.

Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah, radius 3.5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur Laut.

Baca Juga: Tak Pulang Rumah Hingga Malam Hari, ASN di Lembata Ditemukan Esok Hari Dalam Kondisi ini

Baca Juga: Kakek 69 Tahun Cabuli Bocah TK Berusia 5 Tahun di Lembata

"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok," katanya.

Disamping itu, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya maka masyarakat yang berada di sekitar gunung Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit, demikian Stanis Arakian. ***

Editor: John Taena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x