Mengenal Salman Rushdie 'Ayat-ayat Setan', Musuh Iran hingga Al-Qaeda

- 14 Agustus 2022, 23:15 WIB
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022.  Sudah sejak lama ia dimusuhi banyak pihak, mulai dari Iran hinga Al-Qaeda.
Salman Rushdie, penulis novel 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) yang ditikam di New York, AS, pada Jumat, 12 Agustus 2022. Sudah sejak lama ia dimusuhi banyak pihak, mulai dari Iran hinga Al-Qaeda. /TH/Graham Turner

MEDIA KUPANG – Salman Rushdie, sastrawan kelahiran India ditikam di leher dan badannya ketika memberi kuliah di New York, Amerika Serikat, Jumat 12 Agustus 2022. Ia dilarikan ke rumah sakit dan dioperasi, hingga kini belum bisa berbicara.

Rushdie memberi kuliah di hadapan ratusan peserta terkait kebebasan artistik di Institut Chautauqua New York. Seorang pria bernama Hadi Matar bergegas ke panggung lalu menikamnya.

"Saya tidak tahu dari mana datangnya. Ia lalu memukuli dadanya, menusuk dada dan lehernya," kata Bradley Fisher yang turut hadir dalam kuliah tersebut sebagaimana dilansir Reuters.

Baca Juga: Terungkap Percakapan Terakhir Irjen Ferdy Sambo dan Istri Diduga Picu Penembakan Terhadap Brigadir J

Kejadian itu membuat penulis Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) itu harus kehilangan salah satu mata, luka di dada, leher hingga saraf tangannya terputus. Kondisi Salman Rushdie benar-benar kritis.

Karya, Kontroversi, dan Penghargaan

Sastrawan kontroversial ini lahir di Mumbay, India, pada 19 Juni 1947. Salman Rushdie menempuh pendidikan di Rugby School, dan University of Cambridge dan mendapatkan gelar Master of Arts dalam bidang sejarah pada tahun 1968.

Grimus adalah novel pertama Rushdie yang diterbitkan pada 1975. Lalu, pada 1981 ia menerbitkan Midnight’s Children, novel yang mengisahkan kehidupan India modern. Novel ini membuat namanya makin dikenal.

Baca Juga: Kondisi dan Cara Menghadapi Kondisi Dalam Kehidupan

Dua tahun kemudian atau pada 1983, Salman Rushdie menerbitkan novel ketiganya berjudul Shame. Selanjutnya adalah Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) yang merupakan novel keempat.

Ayat-ayat Setan yang diterbitkan pada 1988 itu menuai kontroversi, bahkan menjadi ancaman bagi Rushdie sendiri. Novel itu dinilai menyinggung dan melecehkan umat muslim.

The Satanic Verses sendiri adalah kisah surealis dua aktor India yang pesawatnya dibajak dan meledak di atas Selat Inggris. Mereka, entah bagaimana berhasil selamat hingga terdampar di pantai Inggris.

Salah satunya menjelma sebagai malaikat agung, sedangkan yang satunya lagi sebagai iblis. Salman Rushdie dalam Ayat-ayat Setan, menamai pelacur dengan nama-nama istri Nabi Muhammad.

Baca Juga: Linda Liudianto, Buron Korupsi Kredit Macet Bank NTT Ditangkap Kejagung di Jakarta

Salman Rushdie juga menghadirkan karakter seorang nabi bernama Mahound yang di bawah pengaruh Lucifer. Dikatakan bahwa seseorang dapat berdoa kepada tuhan selain Allah–sebelum akhirnya menyadari kesalahannya.

Novel itu diprotes, dikecam, oleh negara-negara muslim di dunia. Pemimpin Spritual Iran saat itu, Ayattolah Khomeini bahkan menerbitkan fatwa untuk menghukum mati Salman Rushdie pada 14 Februari 1989.

Ia diteror selama hampir 30 tahun. Akhirnya ia harus berpindah-pindah tempat dan sempat menggunakan nama Joseph Anton untuk bersembunyi.

Selain Iran, Pakistan dan para pemimpin komunitas Muslim di Inggris pun mengecam Ayat-ayat Setan. Bagi mereka, novel itu adalh wujud penghujatan terhadap kaum muslim. Demonstrasi terjadi di mana-mana.

Baca Juga: Telusuri Kasus Pembunuhan Brigadir J, Timsus Berangkat ke Magelang

Inggris dan Iran sampai memutuskan hubungan diplomatik mereka atas kontroversi Salman Rushdie pada tahun 1989.

Dilansir Greelane, Al Qaeda juga memasukkan Salman Rushdie ke dalam daftar sasaran bersama beberapa tokoh sastra dan media yang diklaim menghina Islam.

Sedikitnya 45 orang tewas dalam kerusuhan terkait Ayat-ayat Setan, termasuk 12 orang di kota kelahiran Rushdie, Mumbai. Bahkan, beberapa penerjemah novel mengalami peristiwa tragis.

Baca Juga: Ferdy Sambo Selingkuh? Ini Kata Pengacara Keluarga Brigadir J

Grup Band GodBless bahkan menciptakan lagu berjudul Maret 1989. Lagu itu terinspirasi dari situasi dunia yang protes terhadap novel itu.

Pada 1991, Ettoro Capriola, penerjemah asal Italia ditikam berkali-kali di Milan usai menerjemahkan The Satanic Verses.

Pada tahun yang sama, seorang penerjemah asal Jepang pun ditikam hingga tewas. Pada 1993, seorang dari penerbit di Norwegia ditembak tiga kali, namun selamat.

Baca Juga: Atas Perintah Sinto Gendeng, Deolipa Yumara Siap Gugat Bharada E

Meski terancam mati, ia tetap berkarya. Beberapa karya setelah Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses) antara lain, Imaginary Homelands (1991), Haroun and the Sea of Stories (1990); Timur, Barat (1994); The Moor's Last Sigh (1995), The Ground Beneath Her Feet (1999), Fury (2001), dan Quichotte (2019).

Adapun penghargaan yang diraih Salman Rushdie seperti Booker Prize for Fiction (1981), Best of the Bookers (1993, 2008), dan banyak penghargaan lainnya.***

Editor: Efriyanto Tanouf

Sumber: Reuters Greelane


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah