Nyawa Pekerja Migran Melayang dalam Tahanan Imigrasi Malaysia (Bagian Kedua-selesai)

- 18 Desember 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi eksploitasi pekerja migran di rumah tahanan Imigrasi
Ilustrasi eksploitasi pekerja migran di rumah tahanan Imigrasi /AM/Freepik/bedneyimages

Sesuai catatan Koalisi Buruh Migran Berdaulat, sebanyak Sembilan persen atau 195 migran yang dideportasi pada periode Maret 2021 hingga Juni 2022, adalah anak-anak berusia di bawah Delapan Belas tahun, dan Lima Puluh Tujuh di antaranya adalah bayi berusia di bawah Lima tahun. Setengah dari deportan anak pernah ditahan di Depo Tahan Imigrasi-Tawau.

Seluruhnya rata-rata pernah berada di pusat tahanan imigrasi selama tiga sampai enam bulan. Bahkan, ada satu kasus di Depo Tahan Imigrasi-Menggatal, seorang bayi yang lahir dan baru dideportasi ketika umurnya Tiga tahun Delapan bulan.

Derita Perempuan dan Anak

Masa penahanan anak-anak tidak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak, seperti halnya orang dewasa juga menjadi korban dari praktik penahanan berlarut-larut. Tidak ada blok khusus anak-anak, mereka semua ditahan pada blok orang dewasa.

Tahanan yang berusia di bawah Empat Belas tahun akan ditempatkan bersama orang tuanya. Jika ia tertangkap bersama ibunya, baik anak laki-laki maupun perempuan akan ditempatkan di blok perempuan bersama ibunya. Apabila tertangkap bersama bapaknya (tanpa ibu), jika anak tersebut laki-laki maka akan ditempatkan satu blok bersama bapaknya, dan jika perempuan akan disimpan di blok perempuan.

Tahanan Perempuan juga menceritakan persoalan mereka terkait kesehatan reproduksi. Terbatasnya air bersih membuat mereka selalu kesulitan ketika menstruasi. Sehingga sulit bagi tahanan perempuan untuk menjaga higienitas.

Sejak Februari 2021-April 2022, ada lima kasus wanita yang mengalami keguguran di dalam Depo Tahan Imigrasi, empat di antaranya terjadi di Depo Tahan Imigrasi-Papar.

Mereka rentan terkena berbagai infeksi. Beberapa menyebutkan persoalan menstruasi yang tidak teratur. Ada beberapa yang selama berbulan-bulan di tahanan imigrasi tidak pernah lagi mengalami menstruasi.

Setiap tahanan perempuan hanya diberikan dua buah pembalut ketika masuk ke Depo Tahanan Imigrasi. Hal ini membuat mereka menggunakan kain yang disobek dari pakaiannya yang terbatas untuk menjadi pembalut.

Makan-Minum Tak Sehat

Halaman:

Editor: Ardy Milik

Sumber: migran berdaulat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x