Intip Perjuangan Petani Tomat di Mandeu di Tengah Terik Matahari dan Krisis Air

- 17 Oktober 2023, 15:03 WIB
Intip Perjuangan Petani Tomat di Mandeu di Tengah Terik Matahari dan Krisis Air
Intip Perjuangan Petani Tomat di Mandeu di Tengah Terik Matahari dan Krisis Air /Vhegal Manek/Media Kupang

MEDIA KUPANG - Puncak kemarau saat ini, sebagian besar wilayah mengalami panas terik sekaligus krisis air bersih.

Kondisi ini juga dialami petani di wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Perbatasan RI-RDTL.

Seperti halnya yang dialami Theodorus Leli, salah satu petani tomat di Desa Mandeu, Kecamatan Raimanuk.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Berpeluang Calon Presiden Karena Punya Pengalaman ini, Warganet : Kok Tumpang Tindih?

Theodorus yang sudah terbiasa bekerja sebagai seorang petani bersama istri dibantu anak-anaknya mengelola kebun tomat di Bauluan berusaha keras agar tanamannya tetap menghasilkan.

Meski terik matahari menyengat, mereka tetap semangat berada di kebun tomat berukuran sekitar satu hektare itu.

Juga meski kekurangan air, mereka tetap berjuang bahkan membeli air tangki untik bisa menyiram tanaman tomatnya.

Baca Juga: MK Tolak Gugatan Batas Usia Capres dan Cawapres, Peluang Gibran Rakabuming Pupus?

Terpantau media ini Jumat 13 Oktober 2023 pagi, Theodorus bersama istri dan anak-anaknya tak mengenal lelah.
Meskipun dijemur terik matahari, mereka terlihat sedang serius menyiram tomat dengan mengunakan ember dan selang air.

Theodorus yang dikonfirmasi media ini mengeluh karena kesulitan air untuk menyiram tomat sehingga tetap berusaha untuk membeli air tangki untuk menyiram.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana KUR BRI, Jaksa Geledah dan Sita Sejumlah Dokumen

"Kami kesulitan air untuk mengolah lahan ini, ini sudah yang kedua kali kami kerja di lahan ini, tahun kemarin kami kerja tetapi dibantu dengan air hujan meskipun sesekali beli air dari tangki. tetapi kali ini betul-betul kami pakai air dari tangki, dalam catatan buku sudah 52 tangki yang kami beli dengan 1 tangki 50.000. Semoga di tahun ini berhasil lebih dari tahun kemarin," katanya.

Lanjut Theo, lahan yang dapat diolah kurang lebih 1 hektare dengan tanaman tomat 8.000 pohon dan akan segera panen.

"Kami menginformasikan kepada yang berminat membeli tomat agar bersiap-siap untuk 1 atau 2 Minggu ke depan bisa merapat untuk melihat dan menawar sendiri," ujarnya. ***

Editor: Fredrik Bau

Sumber: Media Kupang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah